BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
A. Latar Belakang
Guru adalah tenaga kerja yang mempunyai
tugas dan tanggung jawab kemanusiaan yang besar dan berkaitan dengan proses
pendidikan bangsa ini menuju gerbang keberhasilan dalam melepaskan belenggu
kebodohan, yang menuntut profesionalitas tinggi dalam proses pembelajaran.
Melalui kompetensi profesionalnya, seorang guru dituntut mampu mewujudkan proses belajar mengajar yang maksimal agar bisa efektif mencapai tujuan materi yang disampaikan, selain itu guru juga harus bisa memancing siswa kreatif & aktif dalam pembelajaran. Semua ini terangkum dalam program PAIKEM GEMBROT yang dicetuskan para ahli. Pada makalah ini akan dibahas berbagai permasalahan bagaimana penerapan program tersebut dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Melalui kompetensi profesionalnya, seorang guru dituntut mampu mewujudkan proses belajar mengajar yang maksimal agar bisa efektif mencapai tujuan materi yang disampaikan, selain itu guru juga harus bisa memancing siswa kreatif & aktif dalam pembelajaran. Semua ini terangkum dalam program PAIKEM GEMBROT yang dicetuskan para ahli. Pada makalah ini akan dibahas berbagai permasalahan bagaimana penerapan program tersebut dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana penerapan /
implementasi program Paikem Gembrot dapat berjalan secara optimal?
C. Maksud dan Tujuan
C. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari
makalah ini untuk mencari solusi dari masalah atau kendala-kendala yang
dihadapi dalam pelaksanaan suatu metode pembelajaran
D. Teknik Pengumpulan Data
D. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik yang
digunakan dalam penyusunan makalah ini adalah dengan membaca buku-buku yang
terkait dengan judul dan media internet.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Paikem Gembrot
PEMBAHASAN
A. Pengertian Paikem Gembrot
PAIKEM GEMBROT
(Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif Menyenangkan gembira dan Berbobot) adalah sebuah program / model pembelajaran terpadu yang
bertujuan meningkatkan mutu dan efisiensi pengelolaan pendidikan dengan
mengembangkan praktik-praktik yang sudah ada.
Secara garis besar PAIKEM GEMBROT (Iif Khoiru & Sofan, 2011: 1) dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.
2. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.
3. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik dan menyediakan ‘pojok baca’.
4. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok.
5. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.
Secara garis besar PAIKEM GEMBROT (Iif Khoiru & Sofan, 2011: 1) dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.
2. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.
3. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik dan menyediakan ‘pojok baca’.
4. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok.
5. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.
Program pembelajaran seperti ini harus disertai dengan kemampuan dan
wawasan guru yang cukup baik, karena guru dituntut mampu menciptakan kondisi
belajar yang baik di dalam maupun di luar kelas. Sedang siswa secara individual
maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep keilmuan.
B. Teori Belajar yang Melandasi Paikem Gembrot
B. Teori Belajar yang Melandasi Paikem Gembrot
Banyak teori belajar yang menjadi landasan model PAIKEM GEMBROT
diaantaranya adalah Teori Jean Piaget, Teori Konstruktivisme, Teori Vygotsky,
Teori Bandura dan Teori Bruner. Berikut akan dijelaskan beberapa teori yang
melandasi model pembelajaran ini.
1.
Teori Perkembangan Jean Piaget
Menurut Jean Piaget (Nur dalam Iif Khoiru &
Sofan, 2011: 47), seorang anak maju melalui empat tahap perkembangan kognitif,
antara lahir dan dewasa, yaitu : tahap sensorimotor, pra operasional, operasi
kongkrit, dan operasi formal.
2
Pola perilaku atau berfikir yang digunakan anank dan orang dewasa
dalam menangani obyek-obyek di dunia disebut skemata. Selanjutnya menurut
Piaget bahwa anak membangun sendiri skemata-skemata dari pengalaman sendiri
dengan lingkungannya. Di sini peran guru adalah sebagai fasilitator dan bukan
sebagai pemberi informasi. Guru perlu menciptakan lingkungan yang kondusif bagi
para siswanya. (Hadisubroto dalam Iif Khoiru & Sofan, 2011: 49).
Jelas teori piaget tersebut menegaskan bahwa guru harus mampu menciptakan keadaan pembelajar yang mampu belajar mandiri. Artinya guru tidak sepenuhnya mengajarkan suatu bahan ajar kepada pembelajar, tetapi guru dapat membangun pembelajar yang mampu belajar dan terlibat aktif dalam belajar.
2. Teori Bandura
Jelas teori piaget tersebut menegaskan bahwa guru harus mampu menciptakan keadaan pembelajar yang mampu belajar mandiri. Artinya guru tidak sepenuhnya mengajarkan suatu bahan ajar kepada pembelajar, tetapi guru dapat membangun pembelajar yang mampu belajar dan terlibat aktif dalam belajar.
2. Teori Bandura
Pemodelan merupakan konsep dasar dari teori belajar sosial yang
dikembangkan oleh Albert Bandura. Menurut Bandura sebagian besar manusia
belajar melalui pengamatan secara selektif mengingat tingkah laku orang lain
(Arends, 1997: 69).
Seseorang belajar menurut teori ini dilakukan dengan mengamati tingkah laku orang lain (model), hasil pengamatan itu kemudian dimantapkan dengan cara menghubungkan pengalaman baru dengan pengalaman sebelumnya atau mengulang-ulang kembali. Berdasarkan pola perilaku ini, selanjutnya Bandura mengklasifikasikan empat fase belajar dari pemodelan, yaitu fase perhatian, fase retensi, fase reproduksi, dan fase motivasi.
3. Teori Bruner
Seseorang belajar menurut teori ini dilakukan dengan mengamati tingkah laku orang lain (model), hasil pengamatan itu kemudian dimantapkan dengan cara menghubungkan pengalaman baru dengan pengalaman sebelumnya atau mengulang-ulang kembali. Berdasarkan pola perilaku ini, selanjutnya Bandura mengklasifikasikan empat fase belajar dari pemodelan, yaitu fase perhatian, fase retensi, fase reproduksi, dan fase motivasi.
3. Teori Bruner
Jerome Bruner, seorang ahli psikologi Havard
adalah salah satu seorang pelopor pengembangan kurikulum terutama dengan teori
yang dikenal dengan pembelajaran penemuan (Inkuiri).
Aplikasi ide-ide Bruner dalam pembelajaran menurut Woolfolk, (dalam Iif Khoiru & Sofan, 2011: 57) digambarkan sebagai berikut.
1. Memberikan contoh dan bukan contoh dari konsep yang dipelajari;
2. Membantu siswa mencari hubungan antar konsep;
3. Mengajukan pertanyaan dan membiarkan siswa mencoba menemukan sendiri jawabannya; dan
4. Mendorong siswa untuk membuat dugaan yang bersifat intuitif.
Aplikasi ide-ide Bruner dalam pembelajaran menurut Woolfolk, (dalam Iif Khoiru & Sofan, 2011: 57) digambarkan sebagai berikut.
1. Memberikan contoh dan bukan contoh dari konsep yang dipelajari;
2. Membantu siswa mencari hubungan antar konsep;
3. Mengajukan pertanyaan dan membiarkan siswa mencoba menemukan sendiri jawabannya; dan
4. Mendorong siswa untuk membuat dugaan yang bersifat intuitif.
3
C. Iplementasi Model Pembelajaran Paikem Gembrot Dalam Proses Pembelajaran
Pelaksanaan PAIKEM GEMBROT setiap hari
dilakukan dengan menggunakan tiga tahapan kegiatan yaitu kegiatan pembukan,
kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Alokasi waktu untuk setiap tahapan adalah
kegiatan pembukaan lebih kurang 5-10 % waktu pelajaran yang disediakan,
kegaiatan inti lebih kurang 80 % waktu pelajaran yang telah disediakan,
sedangkan kegiatan penutup dilaksanakan dengan alokasi waktu lebih kurang 10-15
% dari waktu pelajaran yang sudah disediakan.
Tahap Tingkah laku guru
Fase-1
Pendahuluan
Pendahuluan
1. Mengaitkan pelajaran
sekarang dengan pelajaran sebelumnya.
2. Memotivasi siswa
3. Memberikan pertanyaan kepada siswa untuk mengetahui konsep-konsep prasyarat yang sudah dikuasai oleh siswa
4. Menjelaskan tujuan pembelajaran (Kompetensi Dasar dan Indikator)
2. Memotivasi siswa
3. Memberikan pertanyaan kepada siswa untuk mengetahui konsep-konsep prasyarat yang sudah dikuasai oleh siswa
4. Menjelaskan tujuan pembelajaran (Kompetensi Dasar dan Indikator)
Fase-2
Presentasi Materi
Presentasi Materi
1. Presentasi konsep-konsep
yang harus dikuasai oleh siswa melalui demonstrasi dan bahan bacaan.
2. Presentasi keterampilan proses yang dikembangkan
3. Presentasi alat dan bahan yang dibutuhkan melalui bagan
4. Memodelkan penggunaan peralatan melalui bagan
2. Presentasi keterampilan proses yang dikembangkan
3. Presentasi alat dan bahan yang dibutuhkan melalui bagan
4. Memodelkan penggunaan peralatan melalui bagan
Fase-3
Membimbing pelatihan
Membimbing pelatihan
1. Menempatkan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar
2. Mengingatkan cara siswa bekerjandan berdiskusi secara kelompok sesuai komposisi kelompok
3. Membagi buku siswa dan LKS
4. Mengingatkan cara menyusun laporan hasil kegiatan
5. Memberikan bimbingan seperlunya
6. Mengumpulkan hasil kerja kelompok setelah batas waktu yang telah ditentukan
2. Mengingatkan cara siswa bekerjandan berdiskusi secara kelompok sesuai komposisi kelompok
3. Membagi buku siswa dan LKS
4. Mengingatkan cara menyusun laporan hasil kegiatan
5. Memberikan bimbingan seperlunya
6. Mengumpulkan hasil kerja kelompok setelah batas waktu yang telah ditentukan
4
Fase-4
Menelaah pemahaman dan memberikan umpan balik
1. Mempersiapkan kelompok
belajar untuk diskusi kelas
2. Meminta salah satu anggota kelompok untuk mempresentasikan hasil kegiatan sesuai dengan LKS yang telah dikerjakan
3. Meminta anggota kelompok lain menanggapi hasil presentasi
4. Membimbing siswa menyimpulkan hasil diskusi
2. Meminta salah satu anggota kelompok untuk mempresentasikan hasil kegiatan sesuai dengan LKS yang telah dikerjakan
3. Meminta anggota kelompok lain menanggapi hasil presentasi
4. Membimbing siswa menyimpulkan hasil diskusi
Fase-5
Mengembangkan dengan
memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan
1. Mengecek dan memberikan umpan balik terhadap tugas yang dilakukan
2. Membimbing siswa menyimpulkan seluruh materi pembelajaran yang baru saja dipelajari
3. Memberikan tugas rumah
2. Membimbing siswa menyimpulkan seluruh materi pembelajaran yang baru saja dipelajari
3. Memberikan tugas rumah
Fase-6
Menganalisa dan mengevakuasi
Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi
atau evaluasi terhadap kinerja mereka.
5
5
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesimpulannya PAIKEM GEMBROT supaya penerapan/ implementasinya dapat berjalan secara optimal adalah dengan pola penerapan yang sesuai dengan hakikatnya menciptakan kondisi belajar yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, menyenangkan, gembira dan berbobot. Para guru harus mampu menciptakan kondisi belajar yang kondusif untuk tercapainya suatu pembelajaran yang optimal. Tidak menciptakan susana belajar yang terlalu kaku atau monoton, membuat siswa menjadi malas dalam mengikuti pelajaran.
B. SARAN
Dunia Pendidikan Indonesia saat ini sangat memprihatinkan karena mengalami kemerosotan prestasi, profesionalitas guru atau tenaga pendidik sebagai sumber kendalanya karena kurangnya wawasan tentang metode-metode pembelajaran. Maka dari itu, untuk penyempurnaan makalah ini penulis mengharapkan penyelesaian masalah tersebut.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesimpulannya PAIKEM GEMBROT supaya penerapan/ implementasinya dapat berjalan secara optimal adalah dengan pola penerapan yang sesuai dengan hakikatnya menciptakan kondisi belajar yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, menyenangkan, gembira dan berbobot. Para guru harus mampu menciptakan kondisi belajar yang kondusif untuk tercapainya suatu pembelajaran yang optimal. Tidak menciptakan susana belajar yang terlalu kaku atau monoton, membuat siswa menjadi malas dalam mengikuti pelajaran.
B. SARAN
Dunia Pendidikan Indonesia saat ini sangat memprihatinkan karena mengalami kemerosotan prestasi, profesionalitas guru atau tenaga pendidik sebagai sumber kendalanya karena kurangnya wawasan tentang metode-metode pembelajaran. Maka dari itu, untuk penyempurnaan makalah ini penulis mengharapkan penyelesaian masalah tersebut.
6
DAFTAR PUSTAKA
Ø
Iif
Khoiru Ahmadi & Sofan Amri. 2011. Paikem Gembrot. Jakarta : Prestasi
Pustaka.
Ø
Trianto.
2005. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktik, Jakarta : Prestasi
Pustaka.
Ø Taslimuharom. 2009. Metode Paikem Gembrot.
http://hasanjoen.blogspot.com (diakses tanggal 24 Juni 2011).
Ø http://www.meraih-impian45.co.cc/2011/06/makalah-model-pembelajaran-paikem.html
7
DAFTAR ISI
BAB I
Pendahuluan.......................................................................................................................................... (1)
A. Latar
belakang....................................................................................................................... (1)
B. Rumusan
masalah................................................................................................................. (1)
C. Maksud dan
tujuan................................................................................................................ (1)
D. Tehnik pengumpulan
data.................................................................................................... (1)
BAB II
Pembahasan........................................................................................................................................... (2)
A. Pengertian paikem
gembrot................................................................................................. (2)
B. Teori Belajar yang Melandasi Paikem Gembrot.................................................................... (2)
C. Iplementasi Model Pembelajaran
Paikem Gembrot Dalam Proses Pembelajaran................
(3)
BAB
III
Penutup.................................................................................................................................................. (6)
A
Kesimpulan.............................................................................................................................. (6)
B
Saran....................................................................................................................................... (6)
Daftar pustaka
......................................................................................................................................... (7)
STRATEGI PEMBELAJARAN PAIKEM GEMBROT
MAKALAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
ABDURACHMAN SALEH
SITUBONDO
TAHUN AJARAN
2011/2012